Minat Liburan ke AS Menurun, Wisatawan Kini Beralih ke Negara Lain.Tanda-tanda turunnya minat liburan ke Amerika Serikat mulai terlihat. Jumat lalu, Expedia Group mengungkap bahwa pendapatannya di kuartal pertama tahun ini tak sesuai harapan. Penyebab utamanya? Penurunan minat wisatawan di dalam negeri. Bank of America juga mencatat bahwa transaksi kartu kredit untuk pembelian tiket pesawat dan pemesanan penginapan terus merosot sepanjang bulan lalu.
Dua laporan ini memperkuat dugaan bahwa industri perjalanan dan pariwisata di AS mulai kehilangan momentumnya—setelah sebelumnya sempat melonjak gara-gara “balas dendam liburan” pasca pandemi.
Expedia, yang memiliki platform reservasi seperti Hotels.com, VRBO, dan situs utamanya Expedia.com, bukan satu-satunya yang merasakan perlambatan ini. Laporan dari Airbnb dan Hilton minggu lalu juga mengindikasikan tren serupa—baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Maskapai besar Amerika bahkan mulai mengurangi jadwal penerbangan karena turunnya pemesanan dari penumpang kelas ekonomi, khususnya untuk keperluan liburan.
Ketidakpastian Ekonomi Bikin Orang Ragu Buat Liburan
Asosiasi Perjalanan AS menyebut bahwa ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran publik bisa menjadi alasan banyak orang menahan diri untuk traveling. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi juga turun terus sejak awal tahun. Pada April, kepercayaan itu menyentuh titik terendah sejak masa awal pandemi.
Bank of America menambahkan bahwa meskipun masyarakat masih rela mengeluarkan uang untuk hal-hal menyenangkan seperti makan di restoran, pengeluaran besar seperti tiket pesawat dan hotel justru makin berkurang. Kemungkinan besar, ini karena konsumen makin khawatir dengan kondisi ekonomi ke depan.
Wisatawan Mancanegara Juga Enggan ke AS
Di luar negeri, faktor politik dan ekonomi ikut mempengaruhi minat warga dunia untuk melancong ke Negeri Paman Sam. Pemerintah AS melaporkan bahwa hingga akhir Maret 2025, jumlah wisatawan internasional yang masuk ke AS hanya mencapai 7,1 juta orang—turun 3,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka itu belum termasuk pelintas batas darat dari Meksiko dan Kanada. Namun data dari kedua negara menunjukkan adanya penurunan tajam, terutama dari warga Kanada, yang merasa kesal dengan pernyataan mantan Presiden Donald Trump soal menjadikan Kanada sebagai “negara bagian ke-51”.
Chief Financial Officer Expedia, Scott Schenkel, menyebut bahwa selama Januari hingga Maret, nilai pemesanan perjalanan ke AS turun 7 persen. Yang lebih mencolok, pemesanan dari Kanada anjlok hampir 30 persen.
CEO Expedia, Ariane Gorin, juga mengatakan bahwa minat bepergian ke AS di bulan April lebih rendah dibandingkan Maret. “Kami masih melihat adanya tekanan untuk perjalanan masuk ke AS. Tapi ada juga sedikit pergeseran arah—misalnya ke negara-negara di Amerika Latin,” ujar Gorin dalam panggilan dengan investor.
Negara Lain Jadi Pilihan Favorit Baru
Airbnb mencatat bahwa hanya sekitar 2-3 persen dari total pemesanan mereka berasal dari wisatawan asing yang ingin berlibur ke AS. Dan di antara angka kecil itu, minat juga terus menurun.
Chief Financial Officer Airbnb, Ellie Mertz, memberi contoh nyata dari Kanada. “Kami melihat warga Kanada kini lebih memilih jalan-jalan di dalam negeri, atau ke Meksiko, Brasil, Prancis, dan Jepang, daripada ke Amerika,” katanya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Hilton. Menurut CEO Christopher Nassetta, selama kuartal pertama tahun ini, jumlah wisatawan dari Kanada dan Meksiko yang menginap di hotel Hilton di AS mengalami penurunan signifikan.
Namun, Nassetta masih optimistis. Ia percaya bahwa ketidakpastian ini hanya sementara. “Saya rasa dalam beberapa kuartal ke depan, keraguan ini akan mulai mereda. Dan kekuatan ekonomi AS akan kembali terlihat,” ujarnya menutup