Marine Cruise Yogyakarta Lembaga Berlegalitas Terakreditasi Penyelenggara Pelatihan Hingga Pemberangkatan Kerja Kapal Pesiar dan Hotel Internasional. Marine Cruise Jogya,marine cruise yogyakarta,marine cruise Yogya,sekolah kapal pesiar,Kerja kapal pesiar ,sekolah kapal pesiar Yogyakarta,pelatihan singkat kapal pesiar,sekolah jaminan kerja kapal pesiar,magang kerja hotel luar negeri,agency resmi kapal pesiar,
CARA DAFTARONE GATE SYSTEM (Program Pelatihan hingga Penyaluran Kerja)
banner 728x250
travel  

Festival Layang-Layang Jogja 2025 Digelar di Pantai Parangkusumo Juli Ini

banner 120x600

Festival Layang-Layang Jogja 2025 Digelar di Pantai Parangkusumo Juli Ini.Pantai Parangkusumo yang terletak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menjadi tempat penyelenggaraan festival layang-layang internasional.Jogja International Kite Festival (JIKF) 2025 pada 26–27 Juli 2025. Acara yang memasuki tahun penyelenggaraan yang ke-10 ini akan dihadiri tidak kurang dari 100 klub dari 25 negara.

Panitia JIKF 2025, Sustono Auri Handoko, menyatakan bahwa penyelenggaraan JIKF 2025 akan berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Yang membedakan acara tahun ini, pengunjung tidak hanya diajak untuk melihat festivallayang-layangsaja, tetapi terdapat sejumlah rangkaian kegiatan menarik lainnya di tempat-tempat yang berbeda,” kata Sustono diYogyakarta pada hari Jumat, 18 Juli 2025.

Beberapa acara pendukung akan diadakan sebelum acara utama festival yang akan digelar pada 9 hingga 24 Juli 2025 mendatang. Acara tersebut antara lain Festival Layang-Layang Anak yang diselenggarakan di Paliyan, Gunungkidul. Festival ini melibatkan anak-anak dan komunitas setempat dalam lomba serta workshop pembuatan dan penerbangan layang-layang.

“Dari festival anak-anak ini kami berharap dapat menumbuhkan rasa cinta generasi terhadap budaya layang-layang yang telah ada di Indonesia sejak 4.000 tahun sebelum Masehi,” ujarnya.

Road Tour Grogol-Gunungkidul

Selain itu, akan diadakan juga Di samping itu, akan diselenggarakan juga Selain itu, juga akan diadakan Selain itu, akan dihelat juga Selain itu, juga akan diselenggarakanroad tourke Grogol-Gunungkidul, penanaman pohon langka asli di Warung Gedangrejo Karangmojo Gunungkidul, serta pameran layang-layang di Mercusuar Pantai Pandansari (23–24 Juli), termasuk upacara adat dan pertunjukan seni budaya Desa Gadingsari.

Selain itu, peserta festival juga diajak menyaksikan proses pembuatan keris tradisional di besalen atau tempat atau bengkel yang digunakan untuk membuat gamelan atau keris di Gunungkidul oleh para empu lokal.

Pada puncak acara yang berlangsung pada 26–27 Juli, pengunjung akan diberikan berbagai pertunjukan dan lomba layang-layang. Beberapa di antaranya meliputi parade layang-layang tradisional Nusantara, kompetisi layang-layang internasional, workshop pembuatan layang-layang tradisional, parade umbul-umbul peserta JIKF, zona aktivitas layang-layang untuk anak-anak, kejuaraan pertandingan layang-layang, festival makanan dan UMKM, lomba foto dan video layang-layang, festival layang-layang malam, serta pasar seni.

Tidak hanya itu, terdapat juga pertunjukan Lollypop Drop Kite, Sport Kite, Rokkaku Challenge, dan Reggae Night Flying—gabungan keindahan matahari terbenam dengan layang-layang yang bercahaya di langit malam. Akan juga tersedia pertunjukan Kereta Naga bersama Barongsai, serta permainan interaktif dan hadiah undian untuk para pengunjung.

Diikuti Peserta Berbagai Negara

Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata DIY, Antarikso Trisno Bawono mengatakan, Jogja International Kite Festival dalam satu dekade mampu menjadi tempat bersama bagi ribuan penggemar tradisi layang-layang dari berbagai penjuru dunia.

Meskipun banyak acara serupa diadakan, menurutnya hanya sedikit yang benar-benar dapat menjadi acuan bagi penggemar layang-layang dari berbagai negara.

“Dari acara ini menjadi sarana yang menghubungkan para penggemar, melestarikan tradisi, dan memperkenalkan keindahan layang-layang Nusantara khususnya Yogyakarta kepada dunia,” katanya.

Kearifan Lokal Layang-layang

Ketua Panitia Jogja International Kite Festival 2025, Anang Sarjiyanto, menyampaikan bahwa acara ini terus mendapat banyak minat setiap tahunnya karena beberapa alasan.

“Kincir angin bukan hanya hiburan, tetapi bagian dari kearifan lokal, di mana setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, baik dari segi bentuk, pola, maupun makna yang diturunkan dari generasi ke generasi,” ujarnya.

Kincir angin, katanya, pada masa lalu juga memiliki berbagai fungsi positif. Seperti sebagai alat mengusir hama, alat bantu menangkap ikan, hingga menjadi simbol suci dalam upacara keagamaan. “Banyaknya makna ini membuat kincir angin lebih dari sekadar tradisi, melainkan jembatan yang menghubungkan manusia dengan alam dan budaya leluhur,” katanya.

Pilihan Editor: Mengenal Rokaku Challenge, Pesona Festival Layang-Layang Internasional di Yogyakarta

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *