
Kemitraan Antara Kemensos dan Kemdiktisaintek untuk Meningkatkan Keberlanjutan Lulusan Sekolah Rakyat
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, melakukan pertemuan untuk membahas berbagai langkah yang akan diambil dalam memastikan keberlanjutan pendidikan lulusan Sekolah Rakyat. Dalam pertemuan tersebut, beberapa topik utama dibahas, termasuk peluang beasiswa dan pendampingan lulusan SR oleh perguruan tinggi.
Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa lulusan Sekolah Rakyat akan disiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung masuk dunia kerja sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo mengenai hilirisasi dari lulusan Sekolah Rakyat.
Menurutnya, Sekolah Rakyat tidak hanya bertujuan untuk memberikan akses pendidikan dasar dan menengah, tetapi juga menyiapkan jalur setelah lulus. “Dari 166 titik Sekolah Rakyat rintisan yang sudah berjalan, ada sekitar 6.700 siswa jenjang SMA yang akan lulus pada 2028. Mereka akan diberi pilihan, lanjut kuliah atau bekerja,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Pentingnya Dukungan dari Kemdiktisaintek
Saifullah menekankan pentingnya dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi agar siswa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi bisa difasilitasi. Ia berharap nantinya ada alokasi KIP Kuliah khusus untuk lulusan Sekolah Rakyat tahun 2028. Berdasarkan hal itu, MoU dengan Kemdiktisaintek menjadi penting sebagai bagian dari hilirisasi pendidikan.
Program Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo, yang dirancang sebagai jalan bagi generasi muda di wilayah terpencil untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja. Saat ini, program tersebut telah menjangkau 166 titik di seluruh Indonesia, mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA.
Ekspansi Sekolah Rakyat terus berlanjut. “Di bulan Juli ada 63 titik, Agustus 37 titik, dan September 66 titik. Totalnya sudah 166 titik yang beroperasi. Kita ingin semua punya arah keberlanjutan yang jelas,” katanya.
Kolaborasi untuk Memastikan Kesinambungan Pendidikan
Kolaborasi antara Kemensos dan Kemdiktisaintek akan diformalkan melalui nota kesepahaman (MoU) yang ditargetkan ditandatangani dalam waktu dekat. “Kami ingin pastikan, anak-anak Sekolah Rakyat yang punya semangat kuliah bisa benar-benar sampai ke kampus. Ini soal kesinambungan pendidikan, bukan sekadar angka partisipasi,” ujar Saifullah.
Dengan langkah tersebut, lulusan Sekolah Rakyat diharapkan tidak hanya menyelesaikan pendidikan menengah, tetapi juga memiliki kesempatan yang setara untuk melanjutkan pendidikan tinggi atau membangun karier dengan arah yang jelas.
Kemdiktisaintek Siap Mendukung
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menyatakan kesiapannya untuk mendukung keberlanjutan siswa Sekolah Rakyat melalui beasiswa, pendampingan kampus, dan pembinaan akademik.
“Tentu kami siap. Kalau terkait beasiswa, kami akan menyiapkannya. Nanti juga bisa kami sampaikan ke adik-adik itu, jurusan apa saja yang tersedia di universitas,” ujarnya. Menurutnya, Kemdiktisaintek memiliki sistem serupa dengan DNA Talent untuk pemetaan potensi calon mahasiswa, terutama dalam penentuan program studi yang sesuai.
Selain membuka jalur beasiswa, Kemdiktisaintek juga berencana melibatkan mahasiswa penerima KIP Kuliah sebagai mentor bagi calon mahasiswa dari Sekolah Rakyat. “Bisa ada pembinaan awal, seperti mentoring khusus agar anak-anak calon beasiswa lebih percaya diri. Penerima KIP Kuliah bisa kita tugaskan sebagai pendamping,” ujar Brian.
Langkah ini sejalan dengan visi Kemdiktisaintek yang ingin memperluas peran kampus dalam memperkuat ekosistem pendidikan. Brian menyebut setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan dilibatkan untuk mendampingi satu Sekolah Rakyat. “Kampus bisa berperan langsung dalam pelatihan, mentoring, dan penyediaan fasilitas pembelajaran,” katanya.
Untuk memperkuat sinergi ini, kedua kementerian sepakat membentuk tim perancang yang akan menyusun rujukan dan sistem pendampingan bagi siswa Sekolah Rakyat menuju jenjang pendidikan tinggi. “Kami akan bentuk satu tim agar kampus bisa mulai menyiapkan rujukan dan pola pembinaan,” ujar Brian.













