Kemitraan Kemensos dan Perpusnas untuk Membangun Perpustakaan Modern di Sekolah Rakyat
Kementerian Sosial Republik Indonesia bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam upaya menghadirkan perpustakaan modern dan lengkap di Sekolah Rakyat. Ini merupakan bagian dari program strategis nasional (PSN) yang diinisiasi oleh Presiden, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Pada acara audiensi dengan Kepala Perpustakaan Nasional RI, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menekankan pentingnya memiliki perpustakaan yang menjadi pusat kegiatan belajar dan pemberdayaan. Ia berharap perpustakaan ini tidak hanya memiliki bangunan permanen, tetapi juga menjadi tempat studi banding bagi sekolah lain.
“Saya membayangkan Sekolah Rakyat nanti bukan hanya memiliki bangunan permanen yang layak, tapi juga perpustakaan yang istimewa, modern, dan bisa menjadi tempat studi banding bagi sekolah lain. Karena perpustakaan yang keren itu bisa menghidupkan semangat belajar anak-anak,” ujar Gus Ipul.
Ia menambahkan bahwa desain dan pengelolaan perpustakaan di Sekolah Rakyat akan dipercayakan langsung kepada Perpusnas agar memenuhi standar, fungsi, dan tujuan pemberdayaan sosial.
“Saya serahkan sepenuhnya ke Perpusnas untuk merancang. Karena ini program strategis nasional, jadi harus kita percayakan pada ahlinya,” tambahnya.
Sinergi yang Kuat antara Kemensos dan Perpusnas
Kepala Perpustakaan Nasional RI, Prof. Aminuddin Aziz, menyambut baik sinergi antara Kemensos dan Perpusnas. Ia menegaskan komitmen Perpusnas untuk mendukung penguatan literasi inklusif sebagai bagian dari pembangunan manusia Indonesia.
“Saya tentu sangat berbahagia dengan kabar tentang hubungan yang sudah lama terjalin antara Kemensos dan Perpusnas, jauh sebelum adanya program Sekolah Rakyat. Karena di dalamnya ada kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui membaca,” ujar Prof. Aminuddin.
Perpusnas telah mengembangkan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yang memberdayakan masyarakat melalui kegiatan literasi dan pasca membaca. Program ini telah berjalan selama delapan tahun dan menjadi best practice di tingkat internasional.
Bantuan Perpustakaan untuk Sekolah Rakyat
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, Perpusnas menyalurkan Program Bantuan Sarana Perpustakaan Sekolah Rakyat. Program ini mendukung dua dari tiga program prioritas Perpusnas, yaitu penguatan budaya dan kecakapan literasi, serta standardisasi dan akreditasi perpustakaan.
Program ini dirancang untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa dari keluarga miskin melalui layanan perpustakaan yang berinklusi sosial. Bantuan ini mencakup:
- 1.500 judul buku untuk jenjang SD
- 1.500 judul buku untuk jenjang SMP
- 1.000 judul buku untuk jenjang SMA
- 250 judul buku digital untuk jenjang SMP dan SMA
- 2 rak buku untuk masing-masing jenjang
- 142 anjungan (kios) baca yang dilengkapi dengan 250 judul buku digital serta akses ke koleksi digital Perpusnas dan koleksi Kemendikdasmen melalui Badan Pengembangan Bahasa.
Pendekatan yang Inklusif dan Berkelanjutan
Perpusnas juga melakukan survei awal terhadap kondisi perpustakaan di Sekolah Rakyat. Dari 150 Sekolah Rakyat, sebanyak 96 sekolah telah mengisi survei dengan hasil sebagai berikut:
- Sebanyak 19 sekolah menyatakan belum memiliki tenaga untuk perpustakaan
- Sebanyak 11 sekolah menyatakan belum memiliki sarana dan prasarana perpustakaan
- Sebanyak 7 sekolah menyatakan belum memiliki ruang perpustakaan
- 10 sekolah menyatakan belum siap mengelola keberlanjutan koleksi
- 19 sekolah menyatakan kurang siap mengelola keberlanjutan koleksi
Temuan ini menjadi dasar dalam penyusunan model bantuan yang berkelanjutan. Pendekatan pendampingan diperlukan agar setiap Sekolah Rakyat tidak hanya memiliki fasilitas baca, tetapi juga mampu mengelolanya secara mandiri dan produktif.
Bantuan untuk Sekolah Rakyat akan didorong menjadi inklusif, terhubung dengan Perpustakaan Desa dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di wilayah sekitar. Pendekatan ini memastikan bahwa intervensi literasi tidak berhenti di ruang kelas, tetapi juga menghidupkan ekosistem sosial di sekitarnya.
Mendorong Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Dengan cara ini, kegiatan literasi di Sekolah Rakyat diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat, memperluas akses pengetahuan, serta memperkuat budaya belajar sepanjang hayat.
“Yang penting bukan hanya bangunan dan fasilitas, tetapi kegiatan di dalamnya. Karena literasi adalah gerakan sosial yang menggerakkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat,” tegas Prof. Aminuddin.













